I made this widget at MyFlashFetish.com.

Senin, 18 April 2011

SEANDAINYA ^part2^

ini dia kelanjutan dari Seandainya part 1

Oik dan Alvin akhirnya resmi berpacaran, karna Oik sahabat yang baik maka ia pun berniat untuk memberikan kabar bahagia ini kepada sahabatnya Cakka.


"Popo..." teriak Oik memanggil sahabatnya yang tengah bermain basket di halaman ruimahnya
"apa sih Pi.. teriak-teriak gitu serasa di hutan aja" jawab Cakka sedikit kesal
"Pipi ada kabar bahagia buat Popo, tapi Popo jangan kaget ya" ucap Oik semangat
"ia janji deh ga akan kaget" jawab Cakka sambil mendrible bola besketnya
"Pipi jadian sama Alvin" ucap Oik semangat
cakka yang ingin memasukan bolanya kedalam ring basket tiba-tiba kaget, dan bola itu pun melenceng jauh dari ring basket,

"kamu kenapa Po ?? kamu suka dan dukung aku sama Alvin kan ??" tanya Oik kepada Cakka
"hmp.. iya aku dukung ko" jawab Cakka datar dengan mengulas senyum di bibirnya terpaksa.
"makasih Popoku sayanggg" Oik pun memeluk Cakka tanda senangnya
"yang langgeng ya ama dia, nanti kan kalo aku ga ada dia yang bisa lindungin kamu" ucap Cakka dengan senyum getirnya
"ihhh.. Popo ngomong apa sih?? kita kan udah janji ga akan ninggalin siapapun" jawab Oik ngambek

***

di sebuah Rumah Sakit ..

"jadi saya kena kanker Otak stadium akhir dok ??" tanya seorang laki-laki kepada seorang dokter
"iya.. maaf nak, tapi itu memang kenyataan yang kamu terima sekarang" jawab dokter itu
"kira-kira waktu saya berapa lama lagi Dok??" tanya anak itu
"mungkin hanya 1 bulan, kamu harus kuat ya Nak menghadapi ini
"terima kasih Dok"

di sebuah Rumah Sakit terlihat seorang anak berjalan sambil membawa sebuah hasil Check Up tentang kesehatannya dengan gontai menyusuri setiap koridor Rumah Sakit tersebut, ia di vonis menderita kanker otak stadium akhir dan waktu ia hidup hanya 1 bulan saja.

"kenapa ini mesti terjadi sama gw?? padahal gw punya janji untuk ga akan ninggalin dia, tapi semua.. semuanya akan hilang dalam waktu 1 bulan ini, ya Allah... izinkan ku untuk tetapmenjadi kenangan yang indah dihatinya dalam waktu kurang lewbih 1 bulan ini" batin Cakka

***

1 bulan kemudian ...

disebuah taman yang indah sama seperti 8 tahun yang lalu, Cakka dan Oik duduk berteduh di bawah pohon yang rindang
"Pi.. nanti kalo Popo ga ada kamu langgeng ya sama Alvin"
"ihh Popo apaan sih, kamu kan janji sama aku ga akan ninggalin kamu" ucap Oik sambil bersandar di bahu Cakka yang bidang
"baiklah, Pi.. permintaan Popo terakhir, aku mau kamu nyanyiin satu lagu buat aku ya"
"permintaan terakhir ?? maksudnya apa sih Po ??"
"udahlah kamu nurut aja" Jawab Cakka
"iya deh aku nyanyi, lagu Vierra yang Seandainya aja ya?"
dan Oik pun bernyanyi

Kelak kau ‘kan menjalani hidupmu sendiri
Melukai kenangan yang telah kita lalui
Yang tersisa hanya aku sendiri di sini
Kau akan terbang jauh menembus awan
Memulai kisah baru tanpa diriku

Seandainya kau tau ku tak ingin kau pergi
Meninggalkan ku sendiri bersama bayanganku
Seandainya kau tau aku ‘kan selalu cinta
Jangan kau lupakan kenangan kita selama ini
Kelak kau ‘kan menjalani hidupmu sendiri
Melukai kenangan yang telah kita lalui
Kau akan terbang jauh menembus awan
Memulai kisah baru tanpa diriku
Selama ini..


tanpa Oik sadari, Cakka hanya diam saja bahkan tak bergeming atau berkomentar seperti biasanya jika mendengar Oik bernyanyi, setelah sadar Oik pun membangunkan Cakka yang dilihatnya tertidur bersandarkan batang pohon.

"Po.. bangun udah sore, kita pulang yuk !!!"
Cakka tak bergeming
"Po.. Popo bangun dong jangan nakut-nakutin Pipi kayak gini" ucap Oik khawatir, lalu karna bingung dengan Cakka yang tak bergeming ia pun mulai meraba denyut nadi yang ada di pergelangan tangan Cakka, dan...
"Popoo.. bangun Popo, jangan tinggalin Pipi sendiri" ucap Oik sambil menahan tangisnya, lalu ia pun segera mengampil ponsel yang berada di saku baju sekolahnya itu, dan akhirnya pun ia menelpon Alvin

"Alv.. tolongin aku, kamu bisakan ke taman tempat biasa aku sama Cakka" ucap Oik sambil menangis
"kamu kenapa sayang, ko nangis??" tanya Alvin heran
"udah cepetan kesini" bentak Oik

dan akhirnya Alvin pun sampai di taman, Oik melihat Alvin dan ia pun segera berlari ke arah Alvin
"kamu kenapa sayang ??" tanya Alvin khawatir melihat pacarnya menangis
"Cakka Alv, Cakka udah aga, ada, dia meninggal"
"APA??" Alvin kaget dan segera berlari ke tempat Cakka berada, ia pun segera menopang (?) tubuh Cakka kedalam mobilnya dan segera melarikannya ke Rumah Sakit

***
di Rumah Sakit teman-teman dan orang tua Cakka pun datang tapi ternyata telat, Cakka sudah tak bernyawa, tubuhnya habis dimakan oleh penyakit mematikan itu, ya penyakit kanker otak itu.

***

di pemakaman Cakka

"Popo.. mana janji kamu untuk ga ninggalin aku, ga ngebiarin aku sedih,ga ngebiarin aku terluka ?? dan mana janji kamu buat terbuka sama aku ?? mana Cakka ?? mana" tangis Oik memuncah, ia masih meraba batu nisan yang bertuliskan Cakka Kawekas Nuraga,
"udah Ik kalo gini caranya Cakka ga akan tenag disana" ucap Alvin memberi semangat

"ia Ik kamu sabar aja ya, ini ada titpan dari Cakka, ia ngasih ibu ini, katanya buat hadiah ulang tahun kamu" ucap ibu paruh baya yang diketahui ibu dari Cakka

Oik pun menerima hadiah terkahir Cakka itu dan pamit untuk yang terakhir kepada Cakka

***
 di kamar Oik, Oik pun membuka kotak dari kayu pemberian Cakka untuk yang terakhir kalinya, saat ia membuka, disitu terdapat foto-foto Cakka dan dirinya

ingat ga kamu sama foto ini ?? ya ini foto waktu kita mau tamasya bareng ortu kita ke Puncak dan menginap di vila aku, dan aku ingat waktu itu kamu senenggg banget


inget lagi ga kamu sama foto ini ?? ini foto waktu kita sama-sama menangin lomba menyanyi tingkat kota, aku juara satu dan kamu juara duanya, kamu seneng banget waktu itu

  Oik pun kembali membuka foto yang lain

ini foto kamu :) aku selalu melihatnya setiap hari, maaf selama ini kalau aku ga pernah jujur sama kamu, aku tuh sebenernya sayang banget sama kamu, bukan sebagai sahabat, tapi lebih Ik, tapi beberapa bulan yang lalu kamu memberi takuku kalau kamu jadian sama Alvin, aku kaget tapi aku berusaha tetap tersenyum, yang penting aku bisa lihat kamu bahagia Ik, 
maaf Ik atas semua salah ku sama kamu selama ini, maaf juga aku ga pernah jujur tentang perasaanku, ya mungkin karena aku terlalu pengecut untuk ini, dan aku juga minta maaf atas ketidak jujuran aku tentang penyakitku ini, aku cuma ga mau buat kamu khawatir Ik, terima kasih yah buat semau rasa yang kamu kasih ke aku, aku ga akan pernah lupain kamu Ik, oh ya pesan ku terakhir, Langgeng ya sama Alvin, biar bagaimanapun kalian saling mencintai, jangan sekali-sekali ngekhianatin dia ya, aku tetap manatau kamu lho dari atas sana,
teriama kasih Pipi sahabatku, adikku, dan rasa cintaku yang selalu kupendam,
karna ini suratku terakhir aku pengen kamu ucapin janji kita ya, kita berdua Ik, kamu inget kan ??

AKU GAK AKAN NINGGALIN KAMU SAMPAI KAPANPUN DAN AKU GA AKAN NGEBIARIN KAMU SEDIH, SENDIRI ATAUPUN TERLUKA DAAN KITA HARUS SELALU TERBUKA

oik pun menangis sejadinya, ia masih ingat Cakka, dan iapun Sayang dengan Cakka, tapi takdir itu menentukan lain, ia pun menyanyikan lagu Seandainya Vierra, lagu yang mengiringi kepergian Cakka dari hidupnya 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar